Dirjen IDP : Dasa Sila Bandung sebagai legacy yang harus dijaga
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, AM Fachir, menegaskan perlunya bangsa Indonesia untuk memelihara dan menjaga semangat Dasa Sila Bandung sebagai suatu legacy dari para pendiri bangsa. Saat ini masih ada ketidak adilan di dunia dan bangsa yang belum mengenyam kemerdekaan. Sehingga sebagai suatu warisan nilai yang sudah mendunia, Dasa Sila Bandung masih relevan dengan kondisi saat ini, demikian dinyatakan oleh Duta Besar AM Fachir ketika membuka secara resmi rangkaian kegiatan untuk memperingati 58 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
Inti peringatan KAA karenanya adalah memelihara dan menjaga semangat solidaritas kebersamaan negara-negara anggota. Menurut Dirjen IDP, peringatan perlu dilaksanakan untuk mempromosikan nilai-nilai Dasa Sila Bandung kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Hadir dalam acara pembukaan tersebut adalah Wakil Walikota Bandung, pimpinan Muspida kota Bandung, kepala perwakilan dari negara-negara Asia Afrika.
Dalam penjelasan terpisah kepada media, AM Fachir mengatakan komitmen Indonesia dalam konteks mempromosikan Dasa Sila Bandung di dunia internasional terus dilakukan antara lain dukungan terus menerus kepada bangsa Palestina. Indonesia memilih cara dengan memberikan pelatihan-pelatihan memperkuat SDM Palestina untuk kesiapan mereka mengelola pemerintahan. Saat ini terdapat warga Palestina sedang berada di Bandung mengikuti pelatihan bidang Micro-finance, ujar Dirjen IDP.
Acara peresmian peringatan 58 tahun KAA dimulai dengan prosesi pengibaran 106 bendera negara Asia Afrika oleh anggota Pramuka Kwarcab Bandung. Setelah itu dilakukan parade barisan yang dimulai dengan pasukan berkuda dan Secapa TNI AD kemudian diikuti berbagai komunitas di kota Bandung seperti komunitas mahasiswa asing dari Asia dan Afrika kemudian Pengemar Sepeda Baheula. Masih dalam rangkaian acara pagi hari tadi, telah dilakukan prosesi penyerahan koleksi Topeng Jepang dari Museum Umenosato Noh-Mask Jepang kepada Museum KAA.
Sementara itu Kepala Museum KAA, Thomas Siregar, menjelaskan kegiatan Peringatan 58 tahun KAA akan dilakukan selama seminggu dan diisi dengan berbagai acara antara lain dialog dengan tema “Bersama para Saksi Sejarah dan Keluarga Besar Tokoh KAA 1955 serta Komunitas Sahabat Museum KAA”. Juga dilakukan kegiatan Napak Tilas kawasan bersejarah di kota Bandung, acara Asian-African World Music Festival. Beberapa kegiatan yang bersifat sosial juga dilakukan dengan melakukan kegiatan donor darah dan pembersihan sungai Cikapundung. Penutupan direncanakan pada tanggal 24 April dengan melakukan penurunan 106 bendera negara Asia Afrika.
Sumber bacaan: Museum KAA – Dit. Infomed/ed. Aji
Sumber video: https://www.youtube.com/watch?v=7pTIm9UZfbA
Pendapat:
Memang kegiatan yang membanggakan bangsa Indonesia seperti KAA 1955 dan 2005 harus dikenang sebagai peristiwa bersejarah yang hebat. Hasil KAA yaitu Dasa sila Bandung yang tetap relevan dan bernilai. Nah bagaimana pendapat anda, tuliskan di kotak komentar atau facebook di bawah ini, terima kasih.
Peringatan 58 tahun KAA di Bandung |
(dok video oleh kompas.com: Peringatan KAA di Bandung. www.youtube.com)
Inti peringatan KAA karenanya adalah memelihara dan menjaga semangat solidaritas kebersamaan negara-negara anggota. Menurut Dirjen IDP, peringatan perlu dilaksanakan untuk mempromosikan nilai-nilai Dasa Sila Bandung kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Hadir dalam acara pembukaan tersebut adalah Wakil Walikota Bandung, pimpinan Muspida kota Bandung, kepala perwakilan dari negara-negara Asia Afrika.
Dalam penjelasan terpisah kepada media, AM Fachir mengatakan komitmen Indonesia dalam konteks mempromosikan Dasa Sila Bandung di dunia internasional terus dilakukan antara lain dukungan terus menerus kepada bangsa Palestina. Indonesia memilih cara dengan memberikan pelatihan-pelatihan memperkuat SDM Palestina untuk kesiapan mereka mengelola pemerintahan. Saat ini terdapat warga Palestina sedang berada di Bandung mengikuti pelatihan bidang Micro-finance, ujar Dirjen IDP.
Acara peresmian peringatan 58 tahun KAA dimulai dengan prosesi pengibaran 106 bendera negara Asia Afrika oleh anggota Pramuka Kwarcab Bandung. Setelah itu dilakukan parade barisan yang dimulai dengan pasukan berkuda dan Secapa TNI AD kemudian diikuti berbagai komunitas di kota Bandung seperti komunitas mahasiswa asing dari Asia dan Afrika kemudian Pengemar Sepeda Baheula. Masih dalam rangkaian acara pagi hari tadi, telah dilakukan prosesi penyerahan koleksi Topeng Jepang dari Museum Umenosato Noh-Mask Jepang kepada Museum KAA.
Sementara itu Kepala Museum KAA, Thomas Siregar, menjelaskan kegiatan Peringatan 58 tahun KAA akan dilakukan selama seminggu dan diisi dengan berbagai acara antara lain dialog dengan tema “Bersama para Saksi Sejarah dan Keluarga Besar Tokoh KAA 1955 serta Komunitas Sahabat Museum KAA”. Juga dilakukan kegiatan Napak Tilas kawasan bersejarah di kota Bandung, acara Asian-African World Music Festival. Beberapa kegiatan yang bersifat sosial juga dilakukan dengan melakukan kegiatan donor darah dan pembersihan sungai Cikapundung. Penutupan direncanakan pada tanggal 24 April dengan melakukan penurunan 106 bendera negara Asia Afrika.
Sumber bacaan: Museum KAA – Dit. Infomed/ed. Aji
Sumber video: https://www.youtube.com/watch?v=7pTIm9UZfbA
Pendapat:
Memang kegiatan yang membanggakan bangsa Indonesia seperti KAA 1955 dan 2005 harus dikenang sebagai peristiwa bersejarah yang hebat. Hasil KAA yaitu Dasa sila Bandung yang tetap relevan dan bernilai. Nah bagaimana pendapat anda, tuliskan di kotak komentar atau facebook di bawah ini, terima kasih.
Ditulis Oleh: Rochimudin ~ Untuk Pendidikan Indonesia
Artikel Dasa Sila Bandung sebagai legacy yang harus dijaga
Semoga bermanfaat.
Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca artikel ini.
Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar baik FB comment maupun comment di blog. Sebaiknya berikan comment selain di FB comment agar cepat teridentifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar