Myanmar Segera Tanda Tangani Traktat Nuklir
Rabu, 21 November 2012 20:02 wib![]() |
Presiden Myanmar Thein Sein (Foto: AFP) |
WASHINGTON - Presiden Myanmar Thein Sein
menyatakan negaranya akan menanda tangani Traktat Anti Proliferasi
Nuklir (APT). Dengan mengikuti traktat tersebut maka segala aktivitas
nuklir di Myanmar nantinya akan diawasi oleh badan internasional.
Saat dikuasai oleh rezim junta militer Myanmar sempat mengutarakan keinginannya untuk mengembangkan program nuklir. Saat itu banyak pihak yang khawatir Myanmar berencana untuk memiliki senjata nuklir seperti halnya yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut).
Korut keluar dari APT karena negara tersebut ingin mengembangkan senjata nuklir. Dalam APT, negara penandatangan dilarang mengembangkan nuklir untuk tujuan militer.
“Keputusan Myanmar tersebut sangatlah positif, ini menunjukkan keseriusan Myanmar untuk menjalankan pemerintahan yang transparan dan terbuka," ujar seorang pengamat kebijakan nuklir David Albright, seperti dikutip Associated Press, Rabu (21/11/2012).
Namun banyak juga pihak yang masih skeptis. Senator Amerika Serikat (AS) Richard Lugar, meminta Myanmar untuk membuka dahulu bentuk hubungannya dengan Korut, khususnya dalam program pengembangan nuklir.
Pada Tahun 2008 Pemerintah Myanmar diketahui melakukan konsultasi dengan pejabat Korut yang menjadi kepala program pengembangan nuklir di negara pimpinan Kim Jong Un tersebut. Namun Presiden AS Barack Obama menyatakan, hubungan Myanmar dengan Korut hanyalah sebatas perdagangan senjata dalam skala kecil.
Saat ini Myanmar sedang menjalankan proses reformasi untuk menjadi negara yang lebih demokratis. Presiden Thein Sein melakukan kebijakan reformis seperti pembebasan tahan politik dan masuknya warga sipil ke pemerintahan yang sebelumnya dikuasai sepenuhnya oleh militer.
Pihak barat pun langsung menunjukkan dukungannya terhadap perubahan di negara Asia Tenggara itu. Termasuk juga Obama yang mengunjungi negara tersebut Senin 19 November lalu, kunjungan tersebut merupakan pertama kalinya dilakukan Presiden AS ke Myanmar.(faj)
Saat dikuasai oleh rezim junta militer Myanmar sempat mengutarakan keinginannya untuk mengembangkan program nuklir. Saat itu banyak pihak yang khawatir Myanmar berencana untuk memiliki senjata nuklir seperti halnya yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut).
Korut keluar dari APT karena negara tersebut ingin mengembangkan senjata nuklir. Dalam APT, negara penandatangan dilarang mengembangkan nuklir untuk tujuan militer.
“Keputusan Myanmar tersebut sangatlah positif, ini menunjukkan keseriusan Myanmar untuk menjalankan pemerintahan yang transparan dan terbuka," ujar seorang pengamat kebijakan nuklir David Albright, seperti dikutip Associated Press, Rabu (21/11/2012).
Namun banyak juga pihak yang masih skeptis. Senator Amerika Serikat (AS) Richard Lugar, meminta Myanmar untuk membuka dahulu bentuk hubungannya dengan Korut, khususnya dalam program pengembangan nuklir.
Pada Tahun 2008 Pemerintah Myanmar diketahui melakukan konsultasi dengan pejabat Korut yang menjadi kepala program pengembangan nuklir di negara pimpinan Kim Jong Un tersebut. Namun Presiden AS Barack Obama menyatakan, hubungan Myanmar dengan Korut hanyalah sebatas perdagangan senjata dalam skala kecil.
Saat ini Myanmar sedang menjalankan proses reformasi untuk menjadi negara yang lebih demokratis. Presiden Thein Sein melakukan kebijakan reformis seperti pembebasan tahan politik dan masuknya warga sipil ke pemerintahan yang sebelumnya dikuasai sepenuhnya oleh militer.
Pihak barat pun langsung menunjukkan dukungannya terhadap perubahan di negara Asia Tenggara itu. Termasuk juga Obama yang mengunjungi negara tersebut Senin 19 November lalu, kunjungan tersebut merupakan pertama kalinya dilakukan Presiden AS ke Myanmar.(faj)
Sumber: http://international.okezone.com/read/2012/11/21/411/721348/myanmar-segera-tanda-tangani-traktat-nuklir
Ditulis Oleh: Rochimudin ~ Untuk Pendidikan Indonesia

Artikel Traktat Nuklir
Semoga bermanfaat.
Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca artikel ini.
Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar baik FB comment maupun comment di blog. Sebaiknya berikan comment selain di FB comment agar cepat teridentifikasi.
Artikel Berkaitan:
Info Hub. Internasional
- Pernah Lihat Uang 1 Triliun?
- Cara Indonesia Bebaskan WNI dari Eksekusi Mati
- Militer Indonesia Terkuat di Asia Tenggara dan No 19 di Dunia
- Indonesia masuk negara terkaya di dunia peringkat ke-108
- Setelah 69 Tahun Merdeka, Indonesia Punya Pesawat Kepresidenan
- Tugas On line Hubungan Internasional
- Jaksa Agung Termuda dan Cantik di Crimea
- Agustus 2013, Utang Luar Negeri RI US$ 257,3 miliar atau sekitar Rp 2.850 triliun
- Jangan Jual Pulau Indonesia untuk WNA
- Pasar Tunggal ASEAN dan Pola Pikir Berorientasi Global
- Ketahanan Nasional di Pulau-Pulau Terluar Indonesia
- Negara yang Paling Susah Memberikan Visa
- RI Protes Keras ke Inggris Soal Kantor Free West Papua di Oxford
- Para Tokoh Dunia Bahas Perdamaian
- Dasa Sila Bandung sebagai legacy yang harus dijaga
- Isu-Isu Politik Internasional
- Jaminan Keamanan bagi Diplomat Asing di Korea
- Bahasa Resmi PBB atau Official Languages
- Pesawat CN235 dipakai oleh Malaysia, Korsel, Thailand, Pakistan, Spanyol, dan Turki
- Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA)
- ACFTA (Kawasan Perdagangan ASEAN-Cina)
- Peranan Protocol Kyoto mengendalikan laju global warming
- Mahkamah PBB Sahkan Kemerdekaan Kosovo
- Pulau Semakau Dicaplok Negara Singapura?
- Daftar duta besar Indonesia
saya setuju dengan tindakan negar Myanmar untuk menandatangani Traktat Anti Poliferasi Nuklir, karena dengan ikutnya Myanmar dalam APT maka berkurang juga ancaman bahaya nuklir di muka bumi ini.
BalasHapusChandra Adi Wicaksono
Iya, terlebih lagi kalau negara pemilik nuklir terbanyak seperti AS, Korut, Perancis, Rusia, Jepang, dll mau meratifikasi.
Hapus