JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilik bisnis kosmetik ternama Martha Tilaar pernah divonis sebagai anak yang lambat belajar alias slow learner.
Namun, dia mampu mengembangkan potensinya sebagai pebisnis sukses di
bidang kosmetik yang menggali dari kekayaan alam negeri ini.
"Saya
sempat minder. Ranking tiga dari belakang di kelas. Tetapi, untungnya
saya punya ibu dan keluarga yang selalu memotivasi," kata Martha dalam
acara peluncuran buku dan HUT ke-80 suaminya HAR Tilaar, Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), di Jakarta, Sabtu (7/7/2012).
Menurut Martha, dirinya lemah jika disuruh belajar Matematika dan ilmu pasti lainnya. Namun, dia menyenangi sejarah, budaya, dan lingkungan hidup. "IQ memang jongkok. Tetapi, ibu saya membekali saya dengan kreativitas. Dari kecil saya diajar untuk bisa mengembangkan hal-hal kreatif yang ada di sekeliling sehingga menghasilkan uang. Dari sinilah, jiwa bisnis saya dengan bekal kreativitas tumbuh dan berkembang," ujar Martha.
Menurut Martha, yang kini jadi pengajar di bidang herbal di pascasarjana Universitas Indonesia, dalam mendidik anak-anak slow learner, yang penting terus dimotivasi. Anak-anak ini harus dilihat potensinya sehingga dapat berkembang maksimal.
Dorongan
ibu, keluarga, dan suami tercinta mampu membuat Martha terus
mengembangkan potensi dirinya sebagai pengusaha kosmetik yang
memanfaatkan ramuan tradisional yang dikombinasikan dengan teknologi
modern. Alhasil, usaha bisnisnya di bidang kosmetik berkembang pesat dan
mendapat pengakuan di dalam dan luar negeri.
Bahkan, Martha
terpilih menjadi satu dari 14 anggota Global Compact Board di bawah
naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Lembaga ini sebagai badan
penasihat tertinggi pada PBB yang melibatkan organisasi bisnis,
masyarakat sipil, pekerja, dan pengusaha.
Martha juga mendapat gelar doktor honoris causa
dari kampus di Amerika Serikat. Di dalam negeri, Martha fokus untuk
memberdayakan para perempuan, pengembangan kewirausahaan, hingga
kepedulian pada lingkungan hidup lewat pendirian Kampung Djamu Organik
di Cikarang, Bekasi.
Martha berharap supaya pendidikan di
Indonesia dapat mengutamakan pengembangan potensi setiap anak.
Pendidikan di sekolah tidak hanya untuk menghasilkan anak-anak pintar.
"Yang perlu saat ini, anak-anak bisa menjadi pribadi yang kreatif dalam
bidang yang disukainya," kata Martha.
(dikutip dari Kompas.com)
Ditulis Oleh: Rochimudin ~ Untuk Pendidikan Indonesia
Artikel Cerita Martha Tilaar
Semoga bermanfaat.
Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca artikel ini.
Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar baik FB comment maupun comment di blog. Sebaiknya berikan comment selain di FB comment agar cepat teridentifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar