Selamat Membaca. Semoga dapat membantu Anda dalam memperoleh informasi yang diinginkan.
“Bertambah usia, artinya berkuranglah jatah hidup ini. Tetapi itu tidak mengurangi eratnya pengabdian. Bahkan seiring berjalannya waktu, pengabdian dan dharma bakti kita harus semakin kokoh dan profesional. Semoga Tuhan memberi umur panjang yang penuh dengan manfaat dan kebaikan”.

Selasa, 09 Juni 2015

Paradigma Baru Teknologi Menuju Kebangkitan Nasional

Rochimudin | Selasa, 09 Juni 2015 | 22.55 |
Di masa depan Anda mungkin dapat mengenakan di pergelangan tangan, apa yang kini di atas meja, apa yang dulu memenuhi ruangan (Nicholas Negroponte).

Analisis prediktif yang dikemukakan oleh Negroponte dalam bukunya Being Digital: 1998, didasari oleh cepatnya perkembangan teknologi di abad XXI ini. Teknologi akan membuat segalanya menjadi mudah, cepat dan praktis. Segalanya akan menjadi simpel (tidak rumit dan praktis). Kemajuan teknologi tidak dapat kita tolak, bahkan suatu masyarakat atau negara yang tidak welcome dengan teknologi akan menyebabkan ketinggalan jaman dan informasi.

Memperingati 107 tahun Kebangkitan Nasional
Setiap orang akan bangkit tanpa melihat latar belakang dan profesinya untuk belajar dan mengenal teknologi. Bahkan dari anak-anak dan orang tua lanjut usia membuka diri datangnya era teknologi. Minimal mereka sudah menggunakan ponselnya untuk berkomunikasi dan mengirim pesan. Kebutuhan ini akan bertambah mengingat teknologi adalah pintu gerbang menuju dunia yang tanpa batas (borderless world) dan pemenuhan kebutuhan yang singkat dan mudah. Maka, sudah saatnya kita ucapkan selamat datang teknologi, selamat datang era baru masyarakat informasi masyarakat yang makin digital.

Prediksi Negroponte di atas, sudah terbukti dan akan terus merambah pada bidang lainnya seperti pendidikan, bisnis, hiburan, pemerintahan, dan sebagainya. Bahkan kita dapat mengelilingi bumi ini dengan masyarakat jaringan sebagaimana diungkapkan oleh Kevin Kelly dalam New Rules for the New Economy. 

Para futurolog dunia seperti Peter Drucker, John Naisbitt, Kenichi Ohmae, dan Robert Reich dalam Gordon Dryden & Dr. Jeannette Vos, 2003) telah memprediksi adanya kecenderungan baru yaitu pergeseran paradigma dari masyarakat industri ke masyarakat layanan atau service society. Hal ini harus disadari oleh bangsa kita apabila kita akan mengambil peran sebagai subjek di negara sendiri dalam menghadapi abad teknologi. Secara individu, kita dituntut menyiapkan diri sebagai anggota masyarakat global informasi. Menyiapkan secara mental dan skill menghadapi perubahan teknologi sesuai dengan profesi dan peran masing-masing. Teknologi memang bukan tujuan, namun sebagai sarana penting untuk memenuhi kebutuhan dengan mudah dan praktis.

Ambil contoh sebagai pelajar. Gordon Dryden & Dr. Jeannette Vos (2003) telah menyimpulkan bahwa kekuatan yang paling mendasar bagi perubahan dalam pendidikan adalah para siswa itu sendiri. Berikan kepada anak-anak alat-alat yang mereka butuhkan (seperti laptop, smartphone) dan mereka akan menjadi sumber petunjuk yang penting tentang cara membuat sekolah menjadi relevan dan efektif. Walaupun demikian, menurut saya, hal ini belum cukup mengingat masih adanya kesenjangan fasilitas pendidikan di Indonesia. Meskipun demikian, siswa kita harus disadarkan dan dipahamkan bahwa individu siswa adalah kunci penting perubahan pendidikan.

Dunia perdagangan juga telah memasuki era digital dengan makin berkembangnya e commerce dan toko online. Bahkan pembayaran maupun pajak dapat dilakukan secara online. Ini membuktikan kemudahan dalam bertransaksi yang akan menciptakan bentuk-bentuk organisasi baru yang mengubah informasi dan layanan sesuai dengan permintaan.

Contoh lain adalah perusahaan telekomunikasi. Perusahaan telekomunikasi harus mengubah mindset bahwa visinya adalah melayani konsumen dan masyarakat seiring dengan pergeseran menjadi masyarakat layanan. Apa yang diperlukan konsumen dan masyarakat harus cepat dilayani dengan inovasi dari perusahaan. Bahkan menurut Don Tapscott dalam Blueprint to the Digital Economy, "setiap perusahaan akan menjadi perusahaan 'pendidikan' atau ia akan bangkrut". 

Presiden Joko Widodo saat berdialog dengan petani di beberapa tempat di Indonesia
memakai UMeetMe dari PT Telkom Indonesia. (dok gambar: beritasatu.com)

Salah satunya adalah layanan konferensi video terpadu berbasis internet, UmeetMe, milik PT Telkom Indonesia telah didorong penggunaannya ke pasar yang lebih luas. Hal ini adalah terobosan bagus untuk menjangkau komunikasi dan pembelajaran jarak jauh. Apalagi hal ini telah terintegrasi dengan berbagai perangkat keras seperti hp dan komputer dan kompatibel dengan berbagai aplikasi operating system. Tentunya akan memudahkan pengguna untuk berkomunikasi secara langsung. Aplikasi UmeetMe yang hadir sejak akhir 2013 sangat mudah digunakan dan akan membuat ketagihan para pecinta video call. Setelah diinstall, kita dapat menikmati kecanggihan fitur-fiturnya. Yang jelas akan lebih mudah daripada aplikasi video call lainnya. Fitur-fiturnya meliputi:
1. Scheduling Conference
2. Virtual Whiteboard
3. Animation Presentation)
4. Sharing Dekstop, Application & Co-Browser
5. Send File
6. Message Chatting
7. Online Voting
8. Conference Control (MCU)
9. Record Conference

Dampak positif dari perkembangan teknologi terutama di bidang telekomunikasi dan informasi antara lain adalah akan semakin dominannya fungsi rumah sebagai tempat tinggal. Mengapa? Karena segala sesuatu dapat dikendalikan atau dikerjakan dari rumah. Contohnya pembelajaran, seorang siswa dapat mengikuti pelajarannya di sekolah atau kampus tanpa harus berangkat ke sekolah. Ia cukup berada di depan komputer dan melihat bagaimana guru menjelaskan bahkan dapat bertanya secara langsung dengan video conference.

Seorang karyawan kantor dapat membuat apa yang diperlukan atasannya secara administrasi dari rumah. Misalnya pembuatan surat dan rapat kerja dapat dilakukan dengan mudah dengan duduk di depan layar komputer masing-masing yang terhubung dengan jaringan intenet. Bahkan mengemudikan mobil dapat dilakukan secara digital tanpa harus mengendarai sendiri dengan bantuan wifi dan internet.

Meskipun demikian, dampak negatif dari teknologi juga perlu kita sikapi seperti penipuan online, hacker, tayangan pornografi dan pornoaksi, dan sebagainya. Disinilah diperlukan dasar karakter masyarakat yang Pancasila, yaitu masyarakat yang mampu menyaring informasi yang masuk dan menyikapinya dengan bijak dan sesuai hukum yang berlaku. Peran negara dan pemerintah diperlukan dalam mengatur regulasi, memberikan proteksi atau perlindungan, dan menyediakan infrastruktur teknologi informasi. 

Dengan perpaduan kerjasama yang sinergis yang dijiwai paradigma baru dalam pemanfaatan teknologi, maka antara pemerintah, industri telekomunikasi, pelaku usaha kreatif, dan masyarakat akan menjadikan kemajuan teknologi di bidang informasi dan komunikasi sebagai modal bagi kebangkitan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebagai rekomendasi, UmeetMe cocok untuk dijadikan sebagai apliaksi video call, e learning, dan sebagainya untuk komunikasi yang tidak berbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Enter your email address:

    Delivered by FeedBurner

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//