MOU |
BUMN kereta api asal Madiun, PT Industri Kereta Api (INKA) telah memenangkan kontrak pengadaan gerbong kereta api sebanyak 100 unit MG (Meter Gauge) dan 50 unit BG (Broad Gauge) dari Kementerian Perkeretaapian Bangladesh.
Kontrak ini senilai US$ 72 juta atau kurang lebih Rp 860 miliar mendapatkan pendanaan melalui Asian Development Bank (ADB). INKA memenangkan persaingan dengan produsen kereta asal Tiongkok dan India.
Berdasarkan rilis KBRI Dhaka dikutip Jumat (28/11/2014), Direktur Utama PT INKA, Raden Agus Harya Purnomo dan Md. Khalilur Rahman, Additional Director General (Rolling Stock) menandatangani kontrak pengadaan Gerbong Kereta Api sebanyak 100 unit MG, kemarin di Gedung Kementerian Perkeretaapian Bangladesh di Rail Bhaban, Dhaka, Bangladesh.
Sementera itu kontrak pengadaan sebanyak 50 unit BG ditandatangani oleh Direktur Utama PT INKA dengan Direktur Jenderal Bangladesh Railway, Tofazzal Hossain. Kedua penandatanganan kontrak tersebut disaksikan oleh Md. Mazibul Hoque MP, Menteri Perkeretaapian Bangladesh, Md, Munsur Ali Sikder, Sekretaris Kementerian Perkeretaapian Bangladesh, dan Duta Besar RI Dhaka, Iwan Wiranata-atmadja.
Menteri Mazibul Hoque dalam sambutan menyampaikan bahwa Pemerintah Bangladesh menaruh perhatian besar terhadap transportasi khususnya kereta api. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya urusan mengenai Perkeretaapian dari Kementerian Komunikasi kemudian membentuk kementerian khusus yang menangani bidang perkeretaapian pada tahun 2011.
"Pembelian ini merupakan pertama kalinya sejak tahun 2006 dimana Bangladesh tidak pernah membeli sebuah gerbong pun," jelas KBRI Dhaka.
PM Sheikh Hasina memiliki rencana besar untuk memodernisasi transportasi kereta api. Selain itu, Menteri Hoque menyampaikan harapannya kepada PT Inka dapat mengirimkan minimal satu rangkai gerbong (10 unit) kereta api sebelum perayaan Idul Fitri tahun 2015.
Dalam sambutannya Duta Besar RI mengatakan bahwa penandatanganan kontrak antara Kementerian Perkeretaapian dan PT. INKA ini merupakan batu loncatan ke arah penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Bangladesh melalui kerja sama yang saling menguntungkan.
"Kerja sama ini dapat dikembangkan menjadi langkah pertama bagi alih teknologi dan pengetahuan dimana diharapkan akan diperoleh keuntungan komparatif masing-masing," jelas KBRI.
Saat ini, Perkembangan ekonomi Bangladesh juga semakin meningkat dimana pertumbuhan Produk DOmestik Bruto (PDB) Bangladesh dalam 10 tahun terakhir meningkat rata-rata di atas 6%.
Kontrak ini senilai US$ 72 juta atau kurang lebih Rp 860 miliar mendapatkan pendanaan melalui Asian Development Bank (ADB). INKA memenangkan persaingan dengan produsen kereta asal Tiongkok dan India.
Berdasarkan rilis KBRI Dhaka dikutip Jumat (28/11/2014), Direktur Utama PT INKA, Raden Agus Harya Purnomo dan Md. Khalilur Rahman, Additional Director General (Rolling Stock) menandatangani kontrak pengadaan Gerbong Kereta Api sebanyak 100 unit MG, kemarin di Gedung Kementerian Perkeretaapian Bangladesh di Rail Bhaban, Dhaka, Bangladesh.
Sementera itu kontrak pengadaan sebanyak 50 unit BG ditandatangani oleh Direktur Utama PT INKA dengan Direktur Jenderal Bangladesh Railway, Tofazzal Hossain. Kedua penandatanganan kontrak tersebut disaksikan oleh Md. Mazibul Hoque MP, Menteri Perkeretaapian Bangladesh, Md, Munsur Ali Sikder, Sekretaris Kementerian Perkeretaapian Bangladesh, dan Duta Besar RI Dhaka, Iwan Wiranata-atmadja.
Menteri Mazibul Hoque dalam sambutan menyampaikan bahwa Pemerintah Bangladesh menaruh perhatian besar terhadap transportasi khususnya kereta api. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya urusan mengenai Perkeretaapian dari Kementerian Komunikasi kemudian membentuk kementerian khusus yang menangani bidang perkeretaapian pada tahun 2011.
"Pembelian ini merupakan pertama kalinya sejak tahun 2006 dimana Bangladesh tidak pernah membeli sebuah gerbong pun," jelas KBRI Dhaka.
PM Sheikh Hasina memiliki rencana besar untuk memodernisasi transportasi kereta api. Selain itu, Menteri Hoque menyampaikan harapannya kepada PT Inka dapat mengirimkan minimal satu rangkai gerbong (10 unit) kereta api sebelum perayaan Idul Fitri tahun 2015.
Dalam sambutannya Duta Besar RI mengatakan bahwa penandatanganan kontrak antara Kementerian Perkeretaapian dan PT. INKA ini merupakan batu loncatan ke arah penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Bangladesh melalui kerja sama yang saling menguntungkan.
"Kerja sama ini dapat dikembangkan menjadi langkah pertama bagi alih teknologi dan pengetahuan dimana diharapkan akan diperoleh keuntungan komparatif masing-masing," jelas KBRI.
Saat ini, Perkembangan ekonomi Bangladesh juga semakin meningkat dimana pertumbuhan Produk DOmestik Bruto (PDB) Bangladesh dalam 10 tahun terakhir meningkat rata-rata di atas 6%.
Sumber:
http://finance.detik.com/read/2014/11/28/183433/2762531/1036/mantap-bangladesh-pesan-gerbong-kereta-made-in-madiun-rp-860-miliar?f9911023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar