JAKARTA - Puluhan tokoh-tokoh perdamaian dunia akan berkumpul di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk membahas isu global seperti konflik Rohingya di Myanmar, konflik di Laut China Selatan serta potensi perang di Semenanjung Korea yang kini terus memanas dan mengancam perdamaian dunia.
Jusuf Kalla (dok: antarabogor.com) |
"Dasar dari pertemuan ini adalah adanya beberapa konflik yang masih belum terselesaikan serta potensi perang di Semenanjung Korea yang kini terus memanas dan mengancam kestabilan kawasan serta perdamaian dunia," ujar Chairman Centrist Asia Pacific Demo-crats International (CAPDI), Jusuf Kalla didampingi Ketua Penyelenggara Erwin Aksa, dalam pers rilis di Jakarta, Rabu (24/4).
Bukan cuma itu, beberapa isu lainnya yang akan dibahas yakni perubahan iklim global yang sudah mencapai pada tahap mengkhawatirkan. Pemanasan global dan iklim yang tidak menentu, makin membayangi kehidupan bumi saat ini dan ke depan.
Di latar belakangi dua situasi global tersebut, puluhan tokoh perdamaian dari negara-negara di kawasan Asia Pasific, berencana menggelar konferensi perdamaian dunia. Bertajuk "Second General Assembly of the Centrist Asia Pacific Democrats International (CAPDI)"yang akan digelar selama dua hari (20-21 Mei 2013) di Makassar.
Mantan Wakil Presiden itu mengaku, jika CAPDI adalah organisasi yang beranggotakan pemimpin negara dan mantan pemimpin negara, tokoh masyarakat, kalangan eksekutif, legislatif dan akademisi terkemuka se-Asia Pacifik. Lebih dari 20 negara tergabung dalam CAPDI.
Konferensi kedua CAPDI bertema "Mobilizing Governments, Political Parties and Civil Societies to Promote Peace and Reconciliation and to Fight Climate Change in Asia".
"Saat ini, CAPDI dipimpin oleh Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Indonesia. Jusuf Kalla menjabat Chairman CAPDI untuk kedua kalinya sejak Desember 2010. Jabatan yang dipegang JK, saat masih menjabat Wakil Presiden Indonesia 2004-2009 dan Ketua Umum Partai Golkar Munas Bali," kata Erwin Aksa.
Dorong Partisipasi Beberapa tokoh dunia yang dijadwalkan hadir dalam konferensi kedua CAPDI tersebut diantaranya Thaksin Shinawatra (mantan Perdana Menteri Thailand), Jose de Venecia (Mantan Ketua DPR Filipina lima kali periode).
Thaksin Shinawatra (dok: telegraph.co.uk) |
Nama-nama lain yang akan hadir adalah Madame Yingluck Shinawatra (Perdana Menteri Thailand), Jejomar Binay (Wakil Presiden Filipina), dan Aung San Suu Kyi (Pemenang Nobel Perdamaian dan liga demokrasi Myanmar). Dari luar Asia, dijadwalkan hadir Martti Ahtisaari (mantan Presiden Finlandia), Jose Manuel Barroso (Presiden Uni Eropa), dan sejumlah nama lain.
Menurut Ketua Penyelenggara Erwin Aksa, konferensi kedua CAPDI diharapkan akan mampu mendorong partisipasi aktif tokoh-tokoh dan partai politik di negara-negara Asia Pasific dalam hal resolusi konflik dan memerangi perubahan iklim global.
"Konferensi CAPDI membawa pesan dan menyerukan kepada seluruh negara di dunia untuk memastikan perdamaian dalam jangka panjang, keamanan, stabilitas dan kemakmuran di kawasan Asia Pasifik," kata Erwin.
Makassar dipilih karena Indonesia dianggap banyak menginisiasi perdamaian. Penyelesaian konflik Aceh yang telah berlangsung puluhan tahun, dan sejumlah konflik lain termasuk konflik Rohingya, Myanmar, Perdamaian di Malino, dan lain-lain, menjadi patokan para tokoh negara lain dalam penyelesaian konflik. Selain itu, Indonesia banyak menjadi mediator penyelesaian konflik di negara-negara lain.
Komentar penulis:
Seorang individu yang merupakan mantan kepala/wakil presiden, kepala pemerintahan, kepala parlemen dan sebagainya masih memiliki peran besar terhadap rakyat dan dunia. Himbauan dan pernyataan yang diberikan dapat mempengaruhi suatu negara/bangsa ataupun dunia. Dalam hal ini mereka termasuk salah satu sumber hukum internasional yaitu individu. Sudah sewajarnya para mantan pemimpin tersebut selalu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan umat manusia. Jabatan jangan hanya menjadi kesempatan untuk berkarya, setelah mantan peran lain ditunggu oleh masyarakat (internasional). Bagaimana dengan komentar anda? Silahkan berikan komentar di bawah postingan ini.
- Sumber bacaan: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/04/25/222943/Para-Tokoh-Dunia-Bahas-Perdamaian
- Sumber foto:
- Foto Jusuf Kalla: www.antarabogor.com
- Foto Thaksin Shinawatra: www.telegraph.co.uk
Ditulis Oleh: Rochimudin ~ Untuk Pendidikan Indonesia
Artikel Para Tokoh Dunia Bahas Perdamaian
Semoga bermanfaat.
Terimakasih atas kunjungan dan kesediaan Anda membaca artikel ini.
Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar baik FB comment maupun comment di blog. Sebaiknya berikan comment selain di FB comment agar cepat teridentifikasi.
Konferensi CAPDI atau yang sejenisnya,memang perlu sering-sering diselenggarakan untuk membahas solusi dari isu-isu dunia yang sensitif bagi penduduk di muka bumi ini. Apalagi pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pemimpin,mantan pemimpin,tokoh penting negara di seluruh dunia yang pastinya mempunyai win-win solution sehingga sangat mempengaruhi terhadap negara sendiri bahkan dengan negara-negara lain. Sehingga, jika konferensi ini telah mencapai solusi2 yang diharapkan,bisa dipastikan solusi ini dapat disetujui oleh sebagian besar negara2 di dunia,khususnya negara2 besar berepngaruh. (XI IPA 10/29)
BalasHapussaya setuju dengan kegiatan para pemimpin negara dan mantan pemimpin negara tersebut. karena perdamaian satu negara berpengaruh terhadap negara lainnya. oleh karena itu perdamaian harus dijaga bersama2, negara2 harus bersatu menjaga perdamaian negara. dan lagi perkumpulan tersebut tidak hanya membahas tentang perdamaian tetapi juga tentang isu global. yang membanggakannya perkumpulan tersebut dipimpin oleh wakil dari Indonesia yaitu Jusuf Kalla (Zul Aida Mangesti)
BalasHapusKonferensi tersebut harus selalu dilaksanakan guna membangun perdamaian dunia. Konferensi tersebut juga harus membahas tentang upaya-upaya mendamaikan dunia. Apabila dunia damai maka tidak terjadi gesekan antar negara maupun warga negara. Lalu berkembanglah kerukunan yang terjadi antar negara maupun warga negara tersebut. Maka dari itu seluruh warga dunia harus menjaljn kerukunan antar sesama. (Rhama Sukmana)
BalasHapusHubungan antar-negara yg memanas dan tidak berujung bukan hanya menjadi persoalan negara-negara yg sedang berkonflik saja, kecil atau besar sudah bisa dipastikan dampaknya akan dirasakan negara lain terutama yg dekat dalam konteks teritorial. Perdamaian dunia harus diusahakan oleh semua negara, tidak terkecuali. Pemanasan Global juga merupakan masalah universal, bukan hanya milik satu negara. Program semacam ini seharusnya dapat diadakan secara rutin agar seluruh dunia dapat menemukan solusi terbaik dengan musyawarah untuk menyelesaikan masalah-masalah kompleks. Dengan keikutsertaan tokoh-tokoh berpengaruh dari tiap-tiap negara akan membuka mata masyarakat di negaranya utk melangkah mengikutinya dengan tujuan memperjuangkan perdamaian dunia dan pencegahan pemanasan global agar tdk semakin parah -secara individu merupakan subyek hukum internasional. Jadi, perundingan semacam ini akan memberikan perubahan bagi masalah-masalah universal. Dan saya mendukungnya.
BalasHapusKonferensi-konferensi perdamaian seperti ini sebaiknya terus dilaksanakan. Bergabungnya tokoh-tokoh yang berpengaruh disetiap negara diharapkan bisa memberikan masukan dan ide untuk tetap menjaga perdamaian dunia. Tetap terjaganya perdamaian dunia akan memberikan banyak dampak positif pada tiap-tiap negara sehingga negara tersebut aman, damai dan sejahtera. Masyarakatpun juga tidak dibuat khawatir dengan dampak buruk perang
BalasHapus(Siti Noor C./ XI IPA 7)
Pertemuan bilateral seperti ini terutama di wilayah asia pasific sangat diperlukan mengingat kawasan asia pasific sudah menjadi kawasan kuat yang mulai membayangi kekuatan dari kawasan negara adidaya seperri amerika dan eropa. Banyaknya kepentingan di wilayah bukan merupakan hambatan untuk penyelesaian karena kawasan asia pasific memiliki ikatan kebersamaan yang kuat serta kesamaan dalam mencapai perdamaian kawasan. Yang perlu diwaspadai adalah masuknya pengaruh negara maju untuk menggagalkan upaya perdamaian ini sehingga kawasan diharapkan tetap lemah penuh dengab konflik. Apabila perdamaian kawasan dapat tercapai maka sudah pasti asia pasific akan menjadi kekuatan yang akan memberikan harapan hidup yang lebih baik bagi negara sekitarnya dan menjadi tumpuan hidup sejahtera bagi rakyat di kawasan. Semoga pertemuan CAPDI dapat menghasilkan solusi-solusi yang membangun dan menjadi pendorong agar muncul pertemuan lainnya yg memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai perdamaian lawasan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama
BalasHapus(Yasintha R.N / XI IPA 7)